Pesan Tersirat Kisah Ibrahim

Bookmark and Share


Begitu beratnya Ibrahim melakukan perintah Allah untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail. Ketika Ibrahim melangkah ke luar rumah sambil menuntun putranya, Ismail, menuju tempat penyembelihan, langkah perjalanan tidaklah lancar secara batiniyah. Setan yang telah mempersonifikasi dirinya datang menjumpai Ibrahim.

Ia merayu agar Ibrahim membatalkan niatnya; menyembelih anaknya sendiri. “Ismail adalah satu-satunya anakmu. Jika disembelih, siapa yang akan meneruskan perjuanganmu ?. Lihatlah betapa tampan dan lucu wajah Ismail. Sebentar lagi darah mengalir dari lehernya, wajahnya menjadi pucat saat kau menyembelihnya” Kalimat-kalimat godaan terus dituturkan kepada Ibrahim. Dengan ketabahannya, dihalaunya semua bisikan setan yang meggoda. Dia lempari setan dengan kerikil-kerikil di sekitaranya.

Gagal mengoda Ibrahim, setan tidak berhenti. Setan menakut nakuti Ismail betapa sakit rasanya ketika pisau tajam menyayat lehernya. Tapi seteguh ayahnya Ismail tak tergoda. Ismail melempari setan dengan kerikil.

Gagal menggoda ismail, setan menggoda Hajar, ibunda Ismail. Siapa tahu hati perempuan mudah goyah. Jika goyah pasti dia menyusul suami dan anaknya sambil meminta agar rencananya dibatalkan. “Tidakkah kamu sayang kepada anakmu yang kau bela berlari dari Shofa ke Marwa untuk mencari air minum?” Bisik setan. Tidak disangka Hajar pun tetap tegar meski hatinya pilu anaknya disembelih. Agar tidak terpengaruh, dia pun memungut kerikil di sekitarnya dan melempari setan yang menggoda. Ibrahim dan keluarganya berhasil menghalau godaan setan.

Saat menegangkan, saat Ibrahim sudah siap menyembelih anak tercintanya. Allahu Akbar. Ketika pisau akan menyayat leher Ismail saat itulah Jibril menggantinya dengan kambing.

Pesan kisah diatas menunjukan bahwa betapa pun beratnya perintah Allah dan pedihnya godaan setan, manusia harus tetap tegar dan tabah seperti Ibrahim. Tidakkah Allah akan mengganti dan membalas perintah yang ditaati hamba-Nya.

Terlepas dari itu, peristiwa Ibrahim itu semakin utuh dengan disyariatkannya perayaan idul Adha dan Qurban. Selain itu, lemparan jumrah pun menjadi salah satu rukun Haji bercermin dari lemparan Ibrahim pada setan. Dan lari kecil antara Shafa dan Marwa dari kisah Siti Hajar yang mencari air untuk Ismail.. Ka’bah pun adalah peninggalan terbesar Ibrahim yang dibangunnya dengan Ismail. Subhanallah Begitu banyaknya warisan Ibrahim yang diberikan pada umat ini sampai hari kiamat.

Mudah-mudahan, kita dapat terus menjaga warisan ini dan dapat menjadi keluarga seperti keluarga Nabi Ibrahim.
mas sabiq