Wukuf Arafah: Konferensi Terbesar Sepanjang Masa

Bookmark and Share


13203730822066392044
Jumát terakhir menjelang tarwiyah merupakan Jumát terpadat di Makkah. Seluruh jamaah haji, baik yang datang dari Madinah maupun Jeddah dan lain-lainnya seuanya sudah tumplek di Makkah. Makkah bagaikan kota dengan penduduk terpadat di dunia. Tidak ada ruang kosong kecuali dipenuhi oleh umat Muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji.

Jumát petang ini (5/11/2011) para jamaah haji akan melaksanakan tarwiyah, prosesi keberangkatan menuju Padang Arafah untuk melaksanakan ibadah wukuf pada esok hari. Tarwiyah oleh Nabi Muhammad saw dulu dilakukan dengan menginap di Mina sebelum esok paginya berangkat ke Arafah. Namun, dengan kepadatan yang memuncak dan lokasi yang sempit sehingga para jamaah ditansfer langsung dari Makkah ke Padang Arafah tanpa menginap di Mina. Walaupun ada beberapa kelompok kecil dari Indonesia yang masih melakukan hal tersebut. Memang bila menunaikan ibadah haji sendiri, bisa melakukan hal tersebut.

Jamaah haji yang diperkirakan berjumlah 3 juta orang itu juga besok akan melakukan ibadah wukuf yang merupakan rukun haji. Karena, berhaji tanpa wukuf di Arafah maka hajinya tidak sah, sehingga harus diulang lagi. Oleh karena itu, jika para jamaah haji ada yang masih dirawat di berbagai RS di Arab Saudi akan diwukufkan dengan menggunakan ambulance. Namanya Safari Wukuf. Sehingga ibadah mereka tetap sempurna. Kita memohon kepada Allah swt agar umat Islam mendapat curahan rahmat dari-Nya, begitu juga alam semesta ini berserta isinya mendapat keselamatan sebagai wujud dari agama yang Rahmatan Lil Alamin.

Wukuf di Padang Arafah merupakan personifikasi hakikat hidup manusia di hadapan Tuhan. Semuanya sama, tanpa melihat status sosial mereka. Disitu tidak ada lagi pimpinan dan rakyat, atasan dan bawahan, majikan dan jongos, tuan dan pembantu, dan lain sebagainya. Semuanya sama di depan Tuhan. Yang terbaik diantara manusia yang beragam itu adalah yang paling takwa, terlepas status sosial mereka.

Arafat juga mengajarkan kita untuk selalu melihat masa depan kehidupan sesudah kematian. Sebagai makhluk yang kebetulan sedang memimpin, agar waras dan sadar bahwa kita tidak lebih baik dari bawahan kita. Kita yang kaya tidak lebih baik dari rang susah dan miskin, dst. Yang membedakan semua itu tetap ketakwaan kita kepada Tuhan. Tidak ada yang membanggakan dari semua status sosial kecuali ketakwaan kepada Allah swt.

Sebagai puncak post factum ibadah pengakuan terhadap Abul Anbiya Ibrahim As’ yang rela mengorbankan putranya Ismail As, dimana pemeluk agama lain mengklaim Ishak yang dikurbankan, namun dari sisi post factum tidak ada ejajak tersebut, Islam merupakan agama yang menghubungkan risalah seluruh para Nabi sebelumnya. Nabi Muhammad saw mengatakan bahwa beliau adalah penyambung para Nabi sebelumnya. Mereka adalah bagaikan rankaian mutiara yang mengemban risalah Tuhan.

Wukuf di Padang Arafah adalah konferensi terbesar sepanjang masa. Ya Allah mudahkanlah kami dapat menunaikan panggilan Nabi Ibrahim As dan mengorbankan kepemilikan yang terbaik yang kami miliki. Amien.

salam bagi umat Muslim yang menunaikannya.

salam damai,,,

Bang Nasr