Benarkah Adam Manusia Pertama?

Bookmark and Share


Selama ini pertanyaan mengenai siapa manusia pertama di Bumi memiliki jawaban yang kompak, yaitu Adam. Tetapi, apabila ditelisik lebih dalam lagi ternyata untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak sesederhana itu, bahkan bisa saja menjadi lebih rumit dari pada menjawab pertanyaan ayam-telur. Mengapa? Karena saat jawaban “Adam” tercetus maka beberapa orang akan tertegun dan berpikir kembali tentang teori evolusi Darwin—apakah Adam memiliki anatomi dan berpikir seperti seekor makhluk yang menyerupai kera?—apakah itu berarti nabi pertama merupakan makhluk yang belum sempurna volume otaknya?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan cabang seperti itu maka dilakukan studi yang lebih rinci dari berbagai sumber, salah satunya kitab-kitab suci. Dalam kitab suci umat Islam (yaitu Alquran) disebutkan bahwa Adam merupakan seorang khalifah yang pertama di muka Bumi, bukan manusia. Pernyataan ini juga merupakan argumentasi dari kaum minoritas yang tidak setuju bahwa Adam adalah manusia pertama di Bumi. Menurut kaum minoritas tersebut ada manusia-manusia lain yang hidup di Bumi sebelum Adam. Apa buktinya?

Di dalam Alquran, tepatnya surah Al-Baqarah ayat 30, terdapat firman Allah: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Ayat di atas melahirkan pertanyaan, “Apabila masa depan hanya milik Allah dan malaikat tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan, bagaimana malaikat tahu bahwa khalifah tersebut akan menciptakan kerusakan di muka Bumi?” Lalu muncullah kesimpulan bahwa sebelum Adam sudah ada manusia yang menetap di Bumi dan melakukan kerusakan-kerusakan tersebut.

Menurut teori Out of Africa kera berevolusi menjadi spesies humanoid yang merupakan cikal manusia. Cikal manusia inilah yang disebut merupakan manusia-manusia awal yang hidup di Bumi dan mereka berasal dari Afrika. Cikal manusia ini lalu bermigrasi ke Timur Tengah untuk bertahan hidup karena mereka menemukan bahwa kondisi tanah di Timur Tengah jauh lebih subur dan makanan seperti gandum tumbuh dengan baik. Lalu cikal-cikal ini menjadi petani-petani pertama di muka Bumi.

Dengan timbulnya profesi sebagai petani, maka timbul pula peradaban yang lebih kompleks. Hal ini disebabkan oleh kemampuan para petani untuk memberi makan banyak manusia dan mengurangi angka kematian secara besar, lalu manusia-manusia tersebut berkembang jumlahnya dan memiliki pola hidup yang berbeda-beda dan mengembangkan keahlian-keahlian yang berbeda pula. Keahlian-keahlian tersebut dijadikan sebagai profesi dan menjadi kemampuan untuk bertahan hidup, dan ini merupakan langkah awal “kerusakan” yang diciptakan manusia di muka Bumi.

Orang-orang yang tidak setuju bahwa Adam merupakan manusia pertama di Bumi berargumentasi bahwa cikal manusia inilah yang dirujuk oleh para malaikat dalam ayat 30 surah Al-Baqarah. Oleh karena itu, Adam bukanlah manusia pertama di Bumi.

Selain itu, di Amerika ditemukan beberapa bukti yang mendukung pendapat ini. Contohnya, di Puncak Big Hill Pegunungan Cumberland di Jackson County, Kentucky ditemukan jejak kaki manusia di atas lapisan karbon yang berusia tiga ratus tahun (jauh sebelum Adam diturunkan ke Bumi). Jejak kaki tersebut diteliti oleh Prof. J.F. Brown dari Berea College dan dinyatakan sama dengan jejak kaki manusia. Oleh karena itu, Adam dianggap bukan manusia pertama di Bumi.

Pendapat lain yang menyangkal bahwa Adam adalah manusia pertama di Bumi adalah tafsir Alquran surah An-Nisa ayat 1. Ayat itu berbunyi: “Wahai seluruh manusia, takutlah kamu semua kepada Tuhanmu yang menciptakan kamu semua dari diri yang satu (berjenis wanita) dan dari wanita yang satu itu Allah menjadikan suaminya kemudian dari wanita dan laki-laki keduanya itu Allah mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak.”

Tafsir tersebut menyatakan bahwa manusia diciptakan dari diri yang satu yang berjenis kelamin wanita, lalu wanita tersebut dengan izin Allah melahirkan seorang anak lelaki yang menjadi suaminya dan dari kedua manusia tersebut dilahirkan keturunan-keturunan yang banyak. Maka, manusia pertama di Bumi merupakan seorang wanita, bukan Adam.

Apabila digabungkan dengan teori Out of Africa, maka kemungkinan besar wanita tersebut ialah cikal manusia, sedangkan Adam merupakan manusia pertama yang memiliki Roh yang ditiupkan langsung oleh Allah dan diturunkan langsung dari surga.

Perbedaan cikal manusia dan Adam sebagai manusia modern ialah keadaan genetisnya. Selain itu, cikal manusia dianggap belum memiliki Roh walaupun sudah memiliki akal (terbukti dari kemampuan mereka bertani dan membangun peradaban).

Dengan argumentasi-argumentasi singkat di atas maka saya menyimpulkan bahwa manusia pertama di muka Bumi berjenis kelamin perempuan, dan Adam adalah seorang khalifah pertama di muka Bumi dan bukan manusia pertama di muka Bumi.

Indiena Saraswati