Bangsa Viking Bernavigasi Dengan Batu

Bookmark and Share


Apa rahasia di balik kesuksesan navigasi pelaut ulung seperti bangsa Viking? Jawabannya adalah batu.






Seribu tahun lalu bangsa Viking merupakan penguasa Samudera Atlantik Utara. Meski saat itu belum ada kompas, mereka dapat mengetahui lokasi di tengah lautan dengan memanfaatkan matahari sebagai panduan berlayar.


Ketika awan mendung bertumpuk di atas langit, mereka beralih menggunakan angin sebagai panduan. Namun angin kerap menipu. Batu inilah yang membantu mereka mengarungi laut.


Legenda Viking menyebutkan ketika langit dipenuhi awan, pelaut harus mengangkat batu tersebut ke angkasa untuk mencari petunjuk. Batu tersebut disebut batu matahari dan didapatkan dari daratan Islandia.


Para ahli kemudian mengetahui bahwa batu matahari terbentuk dari kristal kalsit yang memiliki struktur unik. Cahaya yang dilewatkan melalui kristal kalsit akan terpisah menjadi dua bagian, menciptakan dua bayangan pada sisi berlawanan. Tingkat kecerahan bayangan bergantung pada polarisasi cahaya.


Mengetahui hal ini, pelaut Viking mengarahkan batu matahari ke udara sambil melihat pola bayangan. Meski matahari bersembunyi di balik awan, batu matahari bisa melihatnya sebagai cincin-cincin konsentris dengan matahari berada di tengah. Akibatnya posisi matahari bisa diketahui.



Ahli fisika dari University of Rennes 1, Prancis, Guy Ropars membuktikan teknik ini dengan membuat batu matahari menggunakan kristal kalsit dari Islandia. Batu ini dipasang pada perangkat kayu yang meloloskan cahaya melalui titik kecil. Batu matahari bikinan Ropars mampu mengetahui posisi matahari dengan tingkat kesalahan 1 persen, bahkan ketika matahari berada di balik horizon.


"Teknik ini merupakan solusi cerdas untuk navigasi di laut terbuka," ujar John Phillips, ahli navigasi dari Virginia Polytechnic Institute and State University.


Teknik bangsa Viking ini juga dipakai oleh burung dengan menyingkap posisi matahari melalui polarisasi cahaya.