ARKEOLOGI

Bookmark and Share


Arkeologi adalah kajian ilmiah, mula-mula mengenai hasil kebudayaan prasejarah dengan cara penggalian (ekskavasi) dan pemerian (deskripsi) sisa-sisa peninggalan prasejarah tersebut. Kemudian dikaji juga hasil-hasil kebudayaan atau peninggalan manusia setelah memasuki periode sejarah yang ditemukan melalui ekskavasi-ekskavasi di situs-situs arkeologi yaitu tempat-tempat yang dianggap menyimpan bukti-bukti arkeologis.

Bukti-bukti arkeologi itu dibagi atas tiga kelompok:

1. Artefak ialah semua benda yang dibuat oleh manusia dengan tujuan untuk dipergunakan bagi segala kepentingan manusia sendiri. Benda-benda ini dapat dipindah-pindahkan tanpa merusak bentuknya seperti tembikar, ujung panah, kampak batu, manik-manik, benda-benda dari logam. Acapkali ada juga yang sudah merupakan pecahan-pecahan seperti keramik misalnya yang ditemukan melalui ekskavasi karena sudah terpendam dalam tanah tetapi masih dapat direkonstruksi kembali. Atau ada yang masih utuh tetapi harus diambil dengan melakukan penyelaman ke dalam laut di kapal-kapal yang telah karam selama ratusan tahun misalnya.

2. Bekas tempat pemukiman yang berupa bangunan-bangunan yang sukar dipindah-pindahkan. Termasuk ke dalam kelompok ini misalnya kota-kota lama, rumah atau gedung tua, makam, saluran irigasi, candi-candi, masjid-masjid lama, benteng-benteng kuno. Benda-benda ini ditemukan melalui penggalian-penggalian karena sudah tertimbun tanah atau masih meninggalkan bekas-bekasnya berupa runtuhan-runtuhan di permukaan tanah.

3. Ekofak yaitu objek alamiah yang tertimbun bersama-sama dengan artefak dan bekas-bekas pemukiman seperti sisa-sisa makanan kulit kerang, tulang-tulang binatang buruan, tanaman-tanaman budaya (Vide, Heekern, 1995).

Temuan-temuan arkeologis ini penting sebagai ilmu bantu sejarah karena dari penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan dapat memberikan informasi tentang dimana, bilamana, bagaimana kebudayaan atau suatu peradaban yang tinggi biar tumbuh, berkembang, dan akhirnya runtuh. Di Amerika arkeologi merupakan cabang dari antropologi, akan tetapi di Eropa arkeologi merupakan bagian dari ilmu sejarah. Meskipun demikian sejarah tetap dapat mengambil manfaat dari padanya.