Aisyah RA Cemburu ketika Nabi SAW Merindukan Khadijah RA

Bookmark and Share


Dalam kesempatan tertentu Nabi Muhammad Saw rindu terhadap mendiang istri pertamanya, Khadijah binti Khuwailid ra. Dan di luar perkiaraan Aisyah ra sebagai wanita —walaupun seorang istri Nabi saw— ia tetap wanita dan memiliki rasa cemburu. Nabi Saw hanya ingat saja, dia sudah cemburu, dan agak marah kepada Rasulullah Saw. Maka beliau Saw langsung memencet —dengan sayang— hidung sayyidah Aisyah ra, yang mungil dan memerah.

Al Kisah ; Rasulullah Saw ingat Khadijah ditunjukkan dengan menyembelih beberapa kambing, dan dagingnya dibagikan kepada teman-teman lama Khadijah. Rasulullah Saw mengingat dan mengenang perjuangan Khadijah istri pertama yang tak terlupakan. Pendampingan setia saat-saat Nabi saw sengsara dalam dakwa, dimusuhi orang-prang kafir, bahkan keluarganya sendiri. Waktu itu belum ada orang yang dekat dengan nabi saw kecuali Khadijah.

(Orang yang sudah meninggal dunia misal ayah, kemudian bersilaturrohmi dengan teman-teman dekat ayahnya, maka perbuatan ini sama dengan bersilaturrohmi atau berbuat baik untuk ayahnya. Demikian juga orang yang kita cintai sudah meninggal dunia, dan kita bersilaturrohmi kepada teman-temannya, tak beda jauh bagian dari silaturrohmi untuk yang sudah meninggal dunia).

Rasulullah Saw membagi-bagikan daging kepada teman-teman Khadijah sekedar memberikan hormat kepada mendiang istri pertama, begitu juga dengan teman-temannya. Ini perbuatan yang paling indah dan terkesan di hati para wanita, yakni “diperhatikan…!” bentuk hadiahnya tidak kelihatan, tapi bekas “rasa” bisa mendinginkan hati dengan kesejukkan yang tak terlupakan

Maka dari itu, berhati-hatilah dengan kaum wanita. Potensi cemburunya “nggak” terukur keluasan dan kedalamannya. Andaikan bisa diukur dengan ilmu geometri, ilmu itu sudah habis tapi rasa cemburu kaum wanita belum terukur seluruhnya. Hal ini menunjukkan bahwa “rasa cinta” kaum wanita yang diberikan kepada kaum lelaki (suamine, rek !) ditumpahkan 100%, jika ilmu matematika ada 1.000%, maka penumpahan gelora cinta wanita juga tidak terukur luas dan kedalamannya lebih dari 1.000%.
Fatih