Tim arkeologi dari Museum Nasional Ceko baru-baru ini telah menemukan temuan berharga di wilayah Wad ban Naqa, yakni sebuah reruntuhan Kerajaan Meroe yang saat ini muncul kembali di Sudan. Belakangan ini, tim dari Museum Naprstek terus-menerus berbicara kemajuan ekspedisi setelah dua musim pertama, termasuk penelitian di kuil yang dipersembahkan bagi dewa-dewa singa Bangsa Nubian. Mereka juga tengah mempelajari bangunan melingkar yang asalnya tetap menjadi misteri sejak digali pertama kali pada tahun 1950an.
Seperti dilansir dari Radio.cz, Kamis (27/01/2011), Pemimpin ekspedisi Pavel Onderka menyatakan lebih jauh ihwal Wad ban Naqa.
“Situs Wad ban Naqa merupakan satu dari situs arkeologis paling penting di wilayah Kerajaan Meroe kuno. Sebagian besar bangunan berada di sana, beberapa bangunan telah disurvei secara arkelogi sebelumnya,” kata Pavel.
“Selama penggalian kedua ini kami memokuskan terutama pada apa yang disebut ‘kuil kecil’, sebuah bangunan yang dibangun pada abad pertama Sebelum Masehi atau abad pertama Masehi dan tetap digunakan sebagai bangunan suci sampai kejatuhan Kerajaan Meroe pada abad ke empat. Kuil tersebut dipersembahkan untuk satu dari dewa singa bangsa Nubian, baik Apedemak atau Sebiumeker.”
Menjawab seberapa pentingnya dewa-dewa tersebut bagi para pemujanya, Pavel menjelaskan, “Apedemak mengepalai pantheon Nubian kuno dan seperti halnya dewa Amun bagi Mesir. Apedemak adalah dewa paling penting pada periode kerajaan Nubian dan Kerajaan Meroe. Riset kami sungguh mengherankan karena tampaknya bangunan itu boleh jadi dipersembahkan untuk Sabiumeker.”
Pemimpin tim ekspedisi ini menjelaskan pula tentang kompleks bangunan yang sedang diekplorasi yang penggunaannya masih menjadi sebuah misteri.
“Dia (Sebiumeker) disembah seperti dewa dan dewi singa lainnya (singa umumnya ada di wilayah tersebut sampai abad ke 19 dan sangat dipuja sebagai hewan yang agung dan sangat kuat). Jika kami dapat membuktikan bahwa Sebiumeker merupakan dewa utama di kuil ini, ini akan jadi bangunan arkeologis pertama sesembahan bagi Sebiumeker yang terungkap.”
Menurut Pavel, timnya mulai mengekplorasi bangunan yang disebut bangunan melingkar pada musim penggalian pertama mereka. “Ada dua teori awal berkenaan fungsi bangunan utama kompleks, sebah lingkaran sempurna dengan garis tengah 27 meter, sebuah bangunan berbentuk seperti sarang lebah,” kata Pavel.
“Teori pertama menyebutkan bahwa ini seperti sebuah lumbung atau gudang makanan yang digunakan penduduk secara luas di Wad ban Naqa. Teori kedua ini merupakan tempat keramat yang unik yang bentuk arsitektuknya belum diketahui. Kerja kami selama dua musim jelas-jelas menunjukkan bahwa bangunan itu tentunya mempunyai peran suci dan untuk penyembahan dewa. Inilah penemuan awal dan kami berharap temuan tersebut akan dijelaskan pada musim gugur ketika kami kembali untuk musim penggalian ketiga.