Karanganyar Menyimpan Secuil Sejarah Nasional

Bookmark and Share


Ternyata di wilayah Kabupaten Karanganyar menyimpan secuil sejarah nasional. Akhir tahun 1945, sekitar bulan Nopember, Menteri Luar Negeri Kabinet pertama Republik Indonesia, Mr Soebardjo, pernah sembunyi di perumahan pegawai Pabrik Gula (PG) Tasikmadu selama kurang lebih 10 hari. Juga vila yang bernama Solo Mio di Tawangmangu pernah dijadikan rumah tahanan politik. Demikian sekelumit sejarah nasional yang ditulis Mr Soebardjo Djoyoadisoeryo dalam bukunya “Kesadaran Nasional, Sebuah Otobiografi”, PT Gunung Agung, Jakarta 1978.

Setelah sekitar 10 hari sembunyi di PG Tasikmadu, Mr Soenaryo, pada suatu malam dijemput seorang temannya. Orang tersebut berseragam polisi dan naik sepeda motor. Dia minta Mr Soebardjo agar mau pindah ke tempat yang lebih aman. Mr Soebardjo setuju. Malam itu juga Mr Soebardjo digonceng sepeda motor menuju ke arah timur. Sepeda motor ngebut. Jalan yang dilalui mengerikan. Turun naik dan banyak tikungan. Rupanya dia dibawa ke Tawangmangu. Segera Mr Soebardjo diajak masuk ke vila yang bernama Solo Mio.

Di vila itu dia berjumpa dengan beberapa tahanan politik. Mereka teman-teman Mr Soebardjo, antara lain Adikusno Tjokrosuyoso, Mr Muhammad Yamin, Iwa Kusuma Sumantri, Sukarni, dan Tan Malaka. Mereka menempati beberapa vila di Tawangmangu.

Beberapa kali Jenderal Soedirman, waktu itu. sering ke Tawangmangu untuk bersilaturahim dengan para tahanan politik tersebut. Saat itu Mr Soebardjo adalah penasehat Jenderal Soedirman untuk bidang politik.

Perlu diketahui Kabinet pertama RI masih kabinet presidentiil dan dipimpin oleh Presiden Soekarno. Saat itu Menlunya adalah Mr Soebardjo. Kabinet ini tak lama, Cuma berusia 3 bulan. Nopember 1945, Kabinet kedua RI dipimpin oleh Sutan Syahrir. Dia dari golongan kiri, partai sosialis. Ketika itu negeri ini sudah ada tiga kekuatan politik, golongan kiri, tengah, dan kanan. Mr Soebardjo termasuk golongan kanan, nasionalis.

Mr Soebardjo salah seorang yang diincar untuk disingkirkan oleh Sutan Syahrir, saat dia memimpin kabinet kedua RI. Sepulang dari mengikuti Kongres Kaum Buruh di Blitar dan akan pulang ke Yogya, Mr Soebardjo dicegat sejumlah anggota Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) di Klaten. Tujuannya akan dihabisi. Pesindo adalah ormas pemuda bikinan Sutan Syahrir.

Untung Mr Soebardjo mendapat info dari temannya, Dr Kartono, orang Solo, agar dia jangan pulang, tapi bermalam dan sembunyi di Solo. Rupanya Dr Kartono sudah mendapat info bahwa Mr Soebardjo dicegat oleh pemuda-pemuda Pesindo di Klaten. Mr Soebardjo lalu bersembunyi di PG Tasikmadu.

Dari buku Mr Soebardjo tersebut, kita mendapat tahu, bahwa sejak Indonesia ini lahir, perebutan kekuasaan oleh partai-partai politik sudah ada. Kabinet I RI yang presidentiil, yang beru berusia 3 bulan, sudah diganti dengan kabinet parlementer di bawah pimpinan PM Sutan Syahrir, yang sosialis. Dia mendapat dukungan dari Partai Sosialis dunia, antara lain Partai Sosialis Belanda.

Dari kisah pendek ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar rasanya patut menulusuri sejarah ini lebih lengkap. Barangkali saja, Obyek Wisata Agro Sondokoro dan PG Tasikmadu, semakin “oke” jika ditambah dengan “sebuah rumah di PG Tasikmadu, yang dulu pernah dijadikan tempat sembunyi Mr Soebardjo”. Selain itu vila Solo Mio di Tawangmangu patut juga dicatat sebagai salah satu bukti sejarah Indonesia. Sejarah masa lalu, yang ternyata, sejak dulu, di negeri ini pertarungan politik sudah cukup panas. Misalnya culik-menculik, sampai pembunuhan terhadap seorang politikus oleh politikus yang lain.

Eyangwid