Drakula Wanita Sungguhan

Bookmark and Share


Ketika kita berbicara tentang drakula, yang biasanya terpikir pertama kali adalah manusia/mayat hidup yang hidupnya dihabiskan untuk meminum darah manusia, memiliki taring, tidak bisa hidup di tempat dengan intensitas cahaya cukup tinggi, dan hidupnya dihabiskan dalam kegelapan.


Tapi, apakah itu benar? Oh, tentu saja tidak. Itu hanyalah karakter dalam novel Dracula tahun 1897 yang ditulis oleh Bram Stoker. Gambar di bawah ini menjelaskan tentang sosok Drakula oleh novelnya.


Lalu, drakula apakah yang kita bicarakan disini? Drakula yang berwujud manusia, hidupnya bukan digunakan untuk meminum darah manusia melainkan membunuh manusia dengan kekejamannya. Di posting Count Dracula sudah saya sebutkan salah satu dracula yang cukup terkenal yaitu Vlad Tepes. Nah, kali ini dracula yang lain juga hubungannya tidak terlalu jauh dengan Vlad Tepes.



Countess Elizabeth Báthory de Ecsed (Alžbeta Bátoriová in Slovak, Báthory Erzsébet in Hungaria, 7 August 1560 – 21 August 1614) was a countess from the renowned Bathory family. Although in modern times she has been labelled the most prolific female serial killer in history, evidence of her alleged crimes is scant and her guilt is debated. She is nevertheless remembered as the "Blood Countess" or "Bloody Lady of Čachtice", after the castle near Trencin in Slovakia (formerly known as Trencsén in the Kingdom of Hungary) where she spent most of her adult life.
Dracula yang akan kita bicarakan kali ini bernama Elizabeth Bathory, seorang wanita yang bisa dikatakan terkejam di Bumi karena sekitar 650 orang tewas oleh tangannya. Lahir pada tanggal 7 Agustus 1560 di Hungaria. Kakek buyutnya, Prince Stephen Bathory juga seorang ksatria yang dulu ikut berperang untuk merebut Walachia dari Hungaria. Dari sinilah garis Drakula yang saya bicarakan mulai berhubungan.


Wanita keturunan bangsawan Hungaria ini berbeda dengan wanita lainnya karena memiliki kelainan seksual dengan memperlakukan pembantu-pembantu di kastilnya dengan tidak hormat (masih kelainan seksual), mengikuti aliran satanisme yang dibawa oleh pelayan setianya, Dorothea Szentes yang menganut aliran tersebut, dan klimaksnya saat mempercayai bahwa inner beauty-nya dipengaruhi oleh darah gadis lain hingga menyebabkan ratusan gadis terbunuh oleh ketidak normalan-nya.



Kisah awal wanita bangsawan ini dimulai dari umur 15 tahunnya ketika menikah dengan seorang bangsawan bernama Ferenc Nasdady yang umurnya lebih tua 10 tahun dari dirinya. Karena sang suami lebih sering bertempur melawan Turki Usmaniyah, jadi lebih sering tidak berada di kastil.



Karena kesepian, Elizabeth memiliki banyak kekasih gelap, dan akhirnya mengidap kelainan seksual karena juga menyukai sesama jenis. Banyak pelayannya yang disiksa pada suatu bagian wanita tertentu menggunakan cambuk. Hal ini juga dikarenakan pelayan setianya yang bernama Dorothea Szentes yang mempengaruhi Elizabeth dengan ajaran satanisme-nya.



Kelainan seksual ini semakin menjadi-jadi saat suaminya, Count Ferenc Black Hero Of Hungary meninggal. Kekejamannya pada gadis-gadis juga semakin sering terjadi. Kekejaman yang sesungguhnya berawal dari ketika seorang pelayan wanita kerajaan menyisir rambut Elizabeth terlalu keras sehingga membuatnya marah lalu menampar sang pelayan hingga hidungnya berdarah.



Tetapi, Elizabeth yang merasakan bahwa dirinya tak lagi muda justru seperti melihat inner beauty yang sesungguhnya berada dalam darah sang pelayan. Karena tertarik dengan darah, Elizabeth pun merobek nadi pelayannya itu hingga darahnya memancar dan tewas mengenaskan karena kehabisan darah. Sejak saat itulah, kekejaman Drakula wanita muncul.




Semua pelayan yang berada di kastilnya ia bunuh, dan darah mereka digunakan untuk mandi Elizabeth. Semua itu dikarenakan kepercayaannya atas wanita akan awet muda dan inner beauty-nya dipengaruhi oleh darah wanita lain. Tata Cara mandi darah itu sendiri, Elizabeth masuk ke dalam bak dan mandi dengan shower darah manusia yang mengucur dari atas karena lubang yang terbentuk dari anak panah menancap pada tubuh korban sehingga mengucurkan darah yang bisa disamakan dengan shower. Ketika semua pelayannya habis terbunuh, maka ritual mandi darahnya pun tidak berhenti sampai di lingkungan kastil Cachtice saja, tetapi penduduk desa pun dijadikannya tumbal untuk mendapatkan kecantikan abadi.


Itu adalah cerita singkat tentang Drakula wanita. Lalu, pertanyaannya apakah ada dracula sesungguhnya di masa sekarang? Kalau menurut saya, ADA. Tetapi bukan dengan ciri-ciri kulit pucat dan peka terhadap cahaya, memiliki taring, menghisap darah,dsb. Tetapi karena penyakit psikologis, atau lebih sering terdengar sebagai psikopat.